[BP] – Tatar Pakidulan
Menginjak tahun 1960-an, tanah suci Mekah, tepatnya Arafah semakin terlihat hijau. Padang Arafah yang luasnya sekitar 5,5 x 3,5 km dan berlokasi kurang lebih 26 km sebelah tenggara kota Mekkah menjadi semakin sejuk.
Hal tersebut bisa terjadi karena tumbuh suburnya banyak pohon mindi yang di Mekah dikenal sebagai pohon atau syajarah Soekarno.
Pohon mindi memiliki daun yang rindang dan batang yang besar serta kokoh, keberadaan pohon ini merupakan salah satu bukti eratnya hubungan antara kedua negara berpenduduk mayoritas muslim tersebut.
Cerita mengenai keberadaan pohon Soekarno ini diawali ketika Presiden Soekarno menunaikan ibadah haji pada tahun 1955.
Daratan dan tanah Arab Saudi dikenal sebagai wilayah yang sangat gersang. Suhu udara di sana dapat mencapai 50ºC saat tengah hari.
Pada saat itu, Soekarno ingin menghijaukan dataran Arafah dengan pohon yang yang mampu bertahan hidup di padang pasir.
Proklamator kemerdekaan Indonesia itu kemudian mengajukan usul kepada Raja Arab Saudi Saud bin Abdulaziz al Salad untuk menanami Makkah dengan pohon yang rindang.
Inisiatif itu kemudian menginspirasi penanaman pohon di Arafah melalui proyek kesejahteraan Wakaf (endonment) yang diprakarsai oleh Abdul Rahman Fakieh, seorang pengusaha Arab.
Saat Soekarno melaksanakan ibadah haji, ia juga membawa bibit pohon mindi untuk ditanam di sana. Dia juga memutuskan untuk mengirim ribuan bibit pohon mindi disertai ahli tanaman dari Indonesia untuk ditanam di sana.
Akhirnya pohon mindi ditanam di lahan seluas 1.250 hektar di Arafah menggunakan tanah subur dari Indonesia dan Thailand.
Penanaman ribuan pohon yang dicetuskan oleh Presiden Indonesia tersebut, ternyata membawa dampak positif bagi penduduk setempat.
Dampak positif itu juga turut dirasakan oleh para jamaah haji yang sedang melakukan ibadah di sekitar Arafah sana. Sampai saat ini, para jamaah haji seringkali kali berlindung di pohon soekarno untuk berteduh dari sinar matahari yang menyengat.
Pohon Mindi yang bernama latin Melia Azedarach, merupakan pohon bercabang banyak dengan batang silindris yang tidak berbanir serta berwarna coklat tua.
Pohon ini dapat tumbuh di di daerah beriklim tropis maupun subtropis. Di Indonesia sendiri pohon ini banyak ditanam di Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya, serta memiliki musim berbunga yang berbeda-beda pula di tiap daerahnya.
Pohon ini termasuk kedalam golongan pohon yang cepat tumbuh. Dalam 2 tahun, tinggi pohon ini bisa mencapai 4-5 meter.
Uniknya, tanaman yang berasal dari family Meliaceae ini memiliki berbagai macam sebutan di berbagai daerah. Di Sumatera, pohon ini dikenal dengan sebutan Renceh, di Jawa lebih dikenal sebagai pohon ringging, mindi, ataupun cakra-cikri. Lain dari itu, di Mekah pohon ini disebut sebagai pohon Soekarno.
Keberadaan pohon Soekarno di Arafah saat ini menjadi obat dari gersangnya tanah Mekkah. Pohon Soekarno juga menjadi salah satu bukti keakraban persaudaraan yang terjalin antara Indonesia dan Arab Saudi.
Penyebutan Pohon Soekarno merupakan bukti penghargaan yang dalam untuk mendiang presiden Indonesia pertama tersebut. [berbagai sumber: suradipati]
Komentar
2 komentar