CIANJUR, Bewara Pakidulan | Pemerintah Kabupaten Cianjur menggelar rapat Evaluasi Covid-19 tingkat Kabupaten, yang dilanjutkan dengan evaluasi Covid-19 tingkat provinsi. Kegiatan tersebut berlangsung di ruang Bale Prayoga Pendopo Cianjur, secara virtual, Senin (31/05/2021).
Rapat evaluasi tersebut dihadiri Bupati Cianjur H. Herman Suherman beserta wakilnya, Dandim 0608/Cianjur, Kapolres Cianjur, Forkopimda Kabupaten Cianjur, dinas terkait serta seluruh Camat se-Kabupaten Cianjur.
Sebagaimana yang diintruksikan presiden RI, bahwa masyarakat harus mengetahui tentang data penyebaran covid-19. Karena data yang ada di Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pusat belum sinkron. Sehingga dengan data yang berbeda-beda ini, penanganan dan keseriusan dalam data perlu di tingkatkan.
Dikatakan H. Herman Suherman, sebelumnya di saat lebaran di Cianjur yang positif hanya 80 orang, namun setelah lebaran ternyata meningkat menjadi 473 orang, dan kebanyakan dari daerah Cianjur Selatan.
“Berkat kerjasama dengan Polres, Kodim 0607/Cianjur dan Forkopimcam di Cianjur selatan, Alhamdulillah sekarang sudah turun kembali tinggal 66 orang yang positif.,” katanya.
Herman mengajak, mari kita sama-sama peduli, dari mulai RT/RW, Desa dan Kecamatan apabila ada warganya yang baru pulang dari luar kota untuk segera di periksa, agar mudah untuk melakukan 3 T (Tracking, Tracing dan Testing) dan kita bisa bersama-sama segera mengantisipasinya.
“Kami sangat memahami masyarakat, saat ini sudah lelah dengan adanya covid ini. Karena banyak kegiatan masyarakat yang tidak bisa dilaksanakan, dan kalaupun di lakukan dengan pembatasan hanya 50 orang saja dan harus menerapkan prokes kesehatan atau 5 M. Namun kita tetap harus waspada karena covid ini betul-betul masih ada, sudah banyak saudara kita yang merasakan bagaimana menjadi OTG dan bagaimana harus melawan sakit dari virus corona yang ada di dalam tubuh,” ungkapnya.
Herman juga menyampaikan, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan antara Pemkab Cianjur dengan Provinsi Jawa Barat, banyak data-data yang berbeda atau tidak sesuai, salahsatunya adalah BOR. BOR itu keisian RS, disana 25 persen di kita 20 persen, terus tingkat kesembuhan hanya 52 persen untuk Jawa Barat padahal datanya mencapai 89 persen.
“Tentunya ini ada kesimpangsiuran, mudah-mudahan Insya Alloh saya sudah memerintahkan gugus tugas dan kepala dinas kesehatan untuk memutakhirkan data. Karena kita dirugikan secara politis, kita sudah bekerja optimal tapi hasilnya di pusat atau di provinsi banyak yang kurang atau tidak sesuai dengan prestasi di Cianjur, ini harus segera diluruskan, sehingga apa yang sudah dikerjakan bisa lebih dioptimalkan lagi,” ujarnya.
Terakhir Herman menyampaikan, pihaknya akan selalu mengajak kepada seluruh warga masyarakat untuk tetap waspada terhadap Covid ini, melakukan kegiatan sosial dengan tetap melaksanakan prokes.
“Karena prokes yang kita lakukan, sesungguhnya untuk menjaga diri kita sendiri, keluarga kita dan juga orang-orang yang ada disekitar kita,” tandasnya. (Red)
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
The very crux of your writing whilst sounding agreeable at first, did not sit well with me after some time. Someplace throughout the sentences you were able to make me a believer unfortunately only for a short while. I nevertheless have a problem with your jumps in assumptions and one would do nicely to fill in all those gaps. If you can accomplish that, I would certainly end up being impressed.