Cianjur, Bewara Pakidulan – Diusia senjanya Sofyan (50), rela menjadi seirang pemulung. Diketahui dia berasal dari Kampung Cimuti RT 01/02, Desa Sukasari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawabarat. Hal itu dia lakukan demi memenuhi kebutuhan hajat hidupnya.
Hampir setiap hari, sofyan memulung mengumpulkan barang bekas, seperti kardus bekas dan botol serta gelas kemasan bekas untuk di jual kepada pengepul.
“Hidup seperti ini, bukanlah keinginan saya tapi jika kenyataan menggariskan harus seperti ini mau apa lagi, asalkan bisa makan saya sudah bersyukur,” kata sofyan dengan nada lirih, saat ditemui wartawan, Rabu (02/06/2021) pagi.
Karena hidup sebatang kara, lanjut Sofyan, setidaknya saya tidak terlalu banyak beban, namanya juga hidup sendiri tanpa anak istri maupun saudara.
“Saya tidak punya anak maupun istri dan saya juga tidak punya rumah. Selama ini, saya tinggal di gudang milik pak Inong seorang pengepul yang saya anggap sebagai majikan, karena saya menjual hasil merongsok ke gudangnya,” ungkap Sofyan.
Kendati hanya cukup untuk makan, tapi saya selalu merasa berayukur dalam menjalani hidup seperti sekarang ini. Bukannya tak mau seperti orang lain bisa hidup enak, tapi kenyataan yang harus saya terimakan.
“Dalam sehari penghasilan sata paling juga Rp15 sampai Rp20 ribu rupiah perharinya. Kalau untuk makan sendiri ya cukuplah,” ungkapnya.
Masih dikatan Sofyan, saya merongsok dari Cimuti berjalan kaki ke kota, setelah terkumpul saya baru pulang lagi untuk menjual hasil rongsok.
“Saya nggak setiap hari pulang, sehingga tak jarang tidur di jalan karena belum dapat hasil merongsok. Dari pulang nggak menghasilkan, mending saya tidur di jalan,” aku Sofyan dengan mata berkaca-kaca.
Terakhir, Sofyan menyampaikan, menjadi pemulung sejak tahun 2008 silam. Dan dirinya juga sering sakit karena terlalu sering kena angin malam.
“Saya hanya bisa pasrah dengan keadaan, dan selalu memohon terus kepada Alloh agar diberika kesehatan dan dipanjangkan umur,” pungkasnya.(Tr#1/Red)
Komentar