oleh

Miris!! Cianjur, Satu Keluarga Tinggal Di Gubuk Saung Selama Puluhan Tahun

-Bewara Umum-873 Dilihat

Cianjur, Bewarapakidulan.info – Miris, satu keluarga di Kampung Gunung Empuk RT 25/08, Desa Wangunsari, Kecamatan Naringgul, Cianjur selatan, Jawa Barat, tinggal di gubuk kebun berukuran 3 x 3.5 meter. Kondisi tersebut sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Minggu 27 Juni 2021, saung gubuk tersebut memang sudah tidak layak huni, hanya beratapkan ijuk dan berdinding bilik lapuk tanpa penerangan cahaya listrik.

Diketahui keluarga penghuni saung gubuk itu, bernama Yayat (51/suami) dan Nanih (50/istri) bersama 4 orang anaknya yang masih kecil.

Bahkan konon katanya, hampir puluhan tahun belum tersentuh bantuan dari pemerintah.

READ  Pemerintah Desa Sukakerta Gelar Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Mirisnya lagi bantuan yang sudah ada seperti PKH dan Rasta pun dicancel, hingga kini keluarga itu tidak menerima lagi bantuan.

Saat ditemui wartawan, Yayat mengatakan, menempati saung/gubuk itu memang di tanah milik orangtuanya dan sudah hampir 10 tahun.

“Saya disini bersama keluarga memang sudah 10 tahun. Kendati tanah ini milik orang tua saya, tapi bukan hak saya sepenuhnya. Kalau buat saya, ada tempat buat berteduh saja, saya sudah bersyukur,” kata dia.

Nanih, istri Yayat menambahkan, “Jangankan untuk membangun rumah pak (Red*), buat sekolah anak saya yang bungsu juga nggak bisa, karena nggak punya uang,” ungkapnya.

READ  Masyarakat Cianjur Selatan Meminta Perhatian Gubernur Jawa Barat Dalam Bidang Pendidikan

“Buat makan sehari-hari juga susah apalagi buat bangun rumah sama sekolah anak. Dulu memang pernah mendapat bantuan pemerintah, tapi sekarang dicancel nggak ada lagi bantuan, padahal saya sangat membutuhkan sekali,” tambahnya.

Nanih berharap, semoga ke depan diri dan keluarganya kembali mendapat bantuan seperti dulu,

“Harapan saya bisa mendapat bantuan berupa PKH, Rasta, Rutilahu dan listrik. Karena dengan adanya bantuan itu bisa meringankan beban biaya hidup keluarga saya, sementara suami saya hanya kerja serabutan, kuli tani itupun kalau ada yang nyuruh,” harap dan pungkasnya. (AC)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 komentar