BOGOR | bewarapakidulan.info – Warga Kota Bogor bingung karena air Perumda Tirta Pakuan tidak mengalir akibat kebocoran pipa transmisi air baku 1000 mm jalur Intake Ciherang Pondok – IPA Dekeng, sejak hari Minggu, 18 Juli 2021.
Kebocoran pipa ini diduga akibat pekerjaan proyek Double Track KRL Bogor-Sukabumi di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan. Sebagian warga memilih untuk mengantri di sumur milik tetangga untuk mendapatkan air meskiĀ Tirta Pakuan juga menyiagakan mobil tangki air.
Sejumlah warga Kota Bogor melayangkan protes karena sudah dua hari air tidak mengalir. Mengantisipasi itu, Humas Perumda Tirta Pakuan meminta warga untuk menampung air.
“Jadi solusi yang ditawarkan apa untuk antisipasi?. Sedangkan pelayanan antar air dari siang saya pesan gak datang datang,” ungkap Andri Simorangkir, Rabu (21/7/2021).
Adapun kawasan yang dapat terdampak gangguan sulit air bersih di antaranya Sukasari, Pajajaran, kecamatan Bogor Timur; Bondongan, Empang, Layungsari, BNR, Kecamatan Bogor Selatan, Babakan, Babakan Pasar, Cibogor, Ciwaringin, Gudang, Paledang, Pabaton, Sempur, Tegallega, Panaragan, Kebon kalapa, Kecamatan Bogor Tenga.
Balungbangjaya, Bubulak, Cilendek Barat, Cilendek Timur, Curug, Curugmekar, Gunungbatu, Loji, Margajaya, Menteng, Pasirjaya, Pasirkuda, Pasirmulya, Semplak, Sindangbarang, Situgede, Kecamatan Bogor Barat.
Cibadak, Kayumanis, Kebon pedes, Kedung badak, Kedung jaya, Kedung waringin, Kencana, Mekarwangi, Sukadamai, Sukaresmi, Tanah sareal, Kecamatan Tanah Sareal; dan Cimahpar, Bantar Jati, Sebagian Tanah baru, Bogor Utara.
Vayire Sitohang, aktivis di Kota Bogor mengkritik kinerja Perumda Tirta Pakuan terkait masalah tersebut. Pasalnya, tidak tampak langkah kongkrit dari BUMD tersebut untuk menyelesaikan masalah kebocoran pipa yang berdampak terhadap kebutuhan air kehidupan warga.
“Lama-lama rakyat disuruh survival sendiri nih oleh pemerintah. Buat apa ada Pemerintah kalau tidak bisa gerak cepat atasi persoalan rakyat ya,” sebut Vayire.
Sementara itu, Wilson Panai (35) warga setempat menilai Direktur Perumda Tirta Pakuan tidak kompeten di bidangnya. Karena, seharusnya sudah buat master plan jika terjadi ganggung dalam penyedian air minum untuk masyarakat.
“Tapi kan dia gak memahami. Padahal keberadaan air sifatnya kebutuhan utama, sehingga harus ada skenario bilamana ada gangguan dalam penyedian air,” kata Wilson.
Kontributor : Fahri Abdulah
Very interesting subject, thanks for putting up.Blog money